Pemerintah Korea Selatan tanggapi petisi mengenai kontroversi drama ini.
Beberapa waktu lalu drama JTBC "Snowdrop" menjadi kontroversi karena dikhawatirkan terdapat distorsi sejarah. Hal ini menjadi perhatian masyarakat Korea Selatan setelah terjadinya distorsi sejarah yang terdapat di drama "Joseon Exorcist". Beberapa masyarakat menandatangani petisi untuk menghentikan proses produksi drama "Snowdrop" kepada pihak Blue House.
Menanggapi kontroversi tersebut, pihak Blue House merilis surat pernyataan yang berbunyi:
"Pengaju petisi yang menuliskan <Berhentikan Syuting Snowdrop> menuntut untuk pemberhentian proses syuting drama dan berkata, 'Mereka menghina gerakan demokratis dan mencoba untuk mengagungkan NIS'. Lebih dari 220,000 orang berpartisipasi dalam petisi ini.
Pihak broadcaster yang akan menyiarkan drama <Snowdrop> berkata, 'Kontroversi saat ini berawal dari kombinasi bagian kecil sinopsis yang belum selesai dan tulisan mengenai perkenalan karakter. Ini bukan drama yang menghina suatu gerakan demokratis dan mengagungkan mata-mata dan NIS'. Saat ini drama tersebut sedang dalam proses produksi.
Intervensi langsung dari pemerintah dalam proses pembuatan dapat melanggar kebebasan berekspresi, yang dimana membutuhkan pendekatan dengan lebih hati-hati. Pemerintah menghormati usaha pengendalian pribadi dan pilihan mengurus kebutuhan pribadi yang dibuat di sektor pribadi, termasuk para kreator, produser dan penjarawan, untuk konten yang bertentangan dengan sentimen nasional.
Komisi Standar Komunikasi Korea akan terus meninjau keadilan, pihak publik dan memenuhi tanggung jawab penyiaran publik. Untuk kedepannya, pemerintah akan terus berkomunikasi dengan para artis dan tokoh budaya sehingga berbagai macam diskusi terkait pembuatan budaya dapat dilakukan dengan cara yang lebih sehat".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar